Aku benci belajar
terus menerus, karena kala aku melihat buku, yang ada dalam bayanganku adalah
dia yang sedang mengejarku sambil lari kencang dari belakang. Dia ingin
mendahuluiku dan dia sangat terobsesi untuk itu.
Dulu, hal itu
menyenangkan dan membuatku tertantang. Tapi kini, aku semakin marah dan jengah
dengan sikapnya yang terlalu berlebihan memaknai perbedaan. Apalah artinya
semua ini? Kamu juga pernah melakukan dosa, jangan terlalu menghakimi orang
lain. aku membenci kamu yang bersikap seperti itu. Mau menang dan menang,
lantas lupa dengan persahabatan dan menganggap segalanya harus diselesaikan
dengan permusuhan, keseriusan yang berlebihan, atau bahkan perang? Begitu kah
kamu ternyata?
Sungguh aku masih
menyukaimu, sampai detik inipun iya! Tapi tidak dengan sifat seriusmu yang
berlebihan itu. Kamu kenapa jadi seperti ini? Beginikah kamu yang selalu
berlebihan dalam bersikap. Ketika bengal maka kamu akan menjadi paling hancur
dan nakal, namun ketika rajin kamu akan menjadi yang terjujur dan terpandai
kemudian mengutuk kebohongan dan kebodohan. Sejak kapan Tuhan memberimu wahyu
dan menganggakatmu menjadi rasul dan nabi? Sejak kapan Tuhan menitipkan sayap
dipundakmu hingga kau berlagak malaikat dan seolah benar sendiri?
Aku juga butuh
waktu untuk bisa bangkit menjadi baik, tidak serta merta dalam sekejap mata
atau semudah membalikkan telapak tangan aku bisa menjadi seperti yang kamu
minta. Bahkan aku tak pernah mengerti kenapa kau tega mengatakan aku ini
musuhmu? Padahal aku masih menyukaimu. Saat itu ragu beraduk dengan emosi,
menjadikan aku berfikir ”masih perlukah aku memelihara rasa ini sedang orang
yang kucintai sudah menganggapku nol dan hitam pekat dimatanya?”
Maafkan aku,
kurasa juga bukan salahku jika aku mengakhiri nya dulu., kurasa juga bukan benar-benar
mauku mengatakan itu semuanya dulu, namun karena ada api darimu, maka muncullah
asap dariku./hamidah12april2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar