Kamis, 12 April 2012

12 april 2012

Aku benci belajar terus menerus, karena kala aku melihat buku, yang ada dalam bayanganku adalah dia yang sedang mengejarku sambil lari kencang dari belakang. Dia ingin mendahuluiku dan dia sangat terobsesi untuk itu.
Dulu, hal itu menyenangkan dan membuatku tertantang. Tapi kini, aku semakin marah dan jengah dengan sikapnya yang terlalu berlebihan memaknai perbedaan. Apalah artinya semua ini? Kamu juga pernah melakukan dosa, jangan terlalu menghakimi orang lain. aku membenci kamu yang bersikap seperti itu. Mau menang dan menang, lantas lupa dengan persahabatan dan menganggap segalanya harus diselesaikan dengan permusuhan, keseriusan yang berlebihan, atau bahkan perang? Begitu kah kamu ternyata?
Sungguh aku masih menyukaimu, sampai detik inipun iya! Tapi tidak dengan sifat seriusmu yang berlebihan itu. Kamu kenapa jadi seperti ini? Beginikah kamu yang selalu berlebihan dalam bersikap. Ketika bengal maka kamu akan menjadi paling hancur dan nakal, namun ketika rajin kamu akan menjadi yang terjujur dan terpandai kemudian mengutuk kebohongan dan kebodohan. Sejak kapan Tuhan memberimu wahyu dan menganggakatmu menjadi rasul dan nabi? Sejak kapan Tuhan menitipkan sayap dipundakmu hingga kau berlagak malaikat dan seolah benar sendiri?
Aku juga butuh waktu untuk bisa bangkit menjadi baik, tidak serta merta dalam sekejap mata atau semudah membalikkan telapak tangan aku bisa menjadi seperti yang kamu minta. Bahkan aku tak pernah mengerti kenapa kau tega mengatakan aku ini musuhmu? Padahal aku masih menyukaimu. Saat itu ragu beraduk dengan emosi, menjadikan aku berfikir ”masih perlukah aku memelihara rasa ini sedang orang yang kucintai sudah menganggapku nol dan hitam pekat dimatanya?”
Maafkan aku, kurasa juga bukan salahku jika aku mengakhiri nya dulu., kurasa juga bukan benar-benar mauku mengatakan itu semuanya dulu, namun karena ada api darimu, maka muncullah asap dariku./hamidah12april2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar